Pages

Senin, 23 November 2015

Kerangka Karangan (Outline)

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang masalah

Karangan adalah hasil perwujudan gagasan seorang dalam bahasa tulis yang dapat dibaca dan dimengerti oleh pembaca. Namun sebelum kita membuat sebuah karangan sebaiknya kita membuat kerangka karangan terlebih dahulu karena tanpa kerangka karngan maka akan mudah terjerumus kearah keadaan anarkis dan akan mudah kehilangan kontrol terhadap karangan yang akan dituju. Selain itu, dengan adanya kerangka karangan dapat menghindari adanya tumpang tindih pada bagian-bagian tertentu serta penyimpangan-penyimpangan dari topik dapat dihindarkan.
Kerangka karangan mempunyai arti yang sama dengan ragaan atau outline yaitu rencana kerja yang memuat garis-garis besar atau susunan pokok pembicaraan sebuah kerangka yang akan ditulis.
Oleh karena itu, di makalah ini akan dijelaskan mengenai kerangka karangan, lagkah-langkah pembuatan karangan, fungsi kerangka karangan dan contoh-contoh dalam pembuatan kerangka karangan.

1.2 Rumusan masalah
    Berdasarkan latar belakang tersebut perlu kiranya merumuskan masalah sebagai pijakan untuk terfokusnya kajian makalah ini. Adapun rumusan masalahnya sebagai berikut.

1.      Apa yang dimaksud kerangka karangan?
2.      Apa saja fungsi kerangka karangan?
3.      Apa saja pola susunan kerangka karangan?
4.      Bagaimana kriteria kerangka karangan?
5.      Bagaimana langkah-langkah membuat kerangka karangan?


1.3 Tujuan Penulisan
1.      Untuk mengetahui pengertian Kerangka karangan.
2.      Untuk mengetahui fungsi kerangka karangan.
3.      Untuk mengetahui Langkah-langkah membuat karangan.
                                                                                                                                                    


 BAB II
PEMBAHASAN


2.1 Pengertian Outline (Kerangka Karangan) 

A. Pengertian Outline
     Pengertian Outline menurut bahasa adalah kerangka, regangan, garis besar, atau guratan. Outline merupakan rencana penulisan yang memuat garis-garis besar dari suatu karangan yang akan digarap dan merupakan rangkaian ide-ide yang disusun secara sistematis, logis, jelas, terstruktur, dan teratur.

B. Pengertian Karangan
     Karangan adalah karya tulis hasil dari kegiatan seseorang untuk mengungkapkan gagasan dan menyampaikanya melalui bahasa tulis kepada pembaca untuk dipahami. Lima jenis karangan yang umum dijumpai dalam keseharian adalah narasi, deskripsi, eksposisi, argumentasi dan persuasi.

C. Kerangka karangan
     Kerangka karangan adalah rencana teratur tentang pembagian dan penyusunan gagasan. Kerangka karangan yang belum final di sebut outline sementara kerangka karangan yang sudah tersusun rapi dan lengkap disebut outline final.

Dapat disimpulkan bahwa kerangka karangan merupakan suatu rencana kerja yang memuat garis-garis besar dari suatu karangan atau tulisan yang akan ditulis atau dibahas, susunan sistematis dari pikiran-pikiran utama dan pikiran-pikiran penjelas yang akan menjadi pokok tulisan, atau dapat juga didefinisikan sebagai satu metode dalam pembuatan karangan yang mana topiknya dipecah kedalam sub-sub topik dan mungkin dipecah lagi kedalam sub-sub topik yang lebih terperinci.

2.2 Manfaat & Fungsi Outline (Kerangka Karangan)

Manfaat Kerangka Karangan
1.                  Memudahkan penyusunan kerangka secara teratur sehingga karangan menjadi lebih sistematis dan mencegah penulis dari sasaran yang sudah dirumuskan dalam topik atau judul.
2.                  Membantu penulis untuk melihat gagasan-gagasan dalam sekilas pandang, sehingga dapat dipastikan apakah susunan dan hubungan timbal-balik antara gagasan-gagasan itu sudah tepat, apakah gagasan-gagasan itu sudah disajikan dengan baik, harmonis dalam perimbangannya.
3.                  Dengan mudah mencari data-data atau fakta-fakta untuk memperjelas atau membuktikan  
4.                  Pendapatnya. Atau data dan fakta yang telah dikumpulkan itu akan dipergunakan di bagian mana dalam karangannya itu. 
5.                  Menghindari timbulnya pengulangan pembahasan.
6.                  Memperlihatkan bagian-bagian pokok karangan secara memberaikan kemungkinan bagi perluasan bagian-bagian tersebut sehingga membantu penulis menciptakan suasana yang berbeda-beda dengan fariasi yang diinginkan.  
7.                  Membantu mengumpulkan data dan sumber-sumber yang diperlukan. 


Fungsi Kerangka Karangan

           1.      Memudahkan pengelolaan susunan karangan agar teratur dan sistematis. 
           2.      Memudahkan penulis dalam menguraikan setiap permasalahan.
           3.      Membantu menyeleksi materi yang penting maupun yang tidak penting.


2.3 Pola Susunan Kerangka Karangan

1. Pola Ilmiah
       Suatu urutan unit-unit kerangka karangan sesuai dengan kenyataan yang nyata di alam.

A. Urutan waktu
     Urutan yang didasarkan pada urutan peristiwa atau kejadian. Biasanya tulisan seperti ini kurang menarik minat pembaca.
Contoh : Riwayat hidup

B.  Urutan ruang
    Mempunyai hubungan yang sangat erat dengan ruang atau tempat . Urutan ini biasa digunakan dalam tulisan–tulisan yang bersifat deskriptif.
Contoh : Meletusnya Gunung Berapi di Tanah Jawa.

C.  Urutan topik yang ada
     Suatu peristiwa yang sudah di kenal dengan bagian–bagian tertentu. Untuk menggambarkan hal tersebut secara lengkap, mau tidak mau bagian–bagian itu harus di jelaskan berturut–turut dalam karangan itu, tanpa mempersoalkan bagian mana lebih penting dari lainnya, tanpa memberi tanggapan atas bagian–bagiannya itu.

2. Pola Logis
      Tanggapan yang sesuai dengan jalan pikiran untuk menemukan landasan bagi setiap persoalan,
      mampu di tuang dalam suatu susunan atau urutan logis . Urutan logis sama sekali tidak ada
      hubungan dengan suatu ciri yang intern dalam materinya, tetapi erat dengan tanggapan penulis.

A. Urutan klimaks dan antiklimaks
     Urutan ini timbul sebagai tanggapan penulis yang berpendirian bahwa posisi tertentu dari suatu rangkaian merupakan posisi yang paling tinggi kedudukannya atau yang paling menonjol.

B. Urutan kausal
      Mencakup dua pola yaitu urutan dari sebab ke akibat dan urutan akibat ke sebab. Pada pola pertama suatu masalah di anggap sebagai sebab, yang kemudian di lanjutkan dengan perincian–perincian yang menelusuri akibat–akibat yang mungkin terjadi. Urutan ini sangat efektif dalam penulisan sejarah atau dalam membicarakan persoalan–persoalan yang di hadapi umat manusia pada umumnya.

C. Urutan pemecahan masalah
     Di mulai dari suatu masalah tertentu, kemudian bergerak menuju kesimpulan umum atau pemecahan atas masalah tersebut . Sekurang-kurangnya uraian yang mempergunakan landasan pemecahan masalah terdiri dari tiga bagian utama, yaitu deskripsi mengenai peristiwa atau persoalan tadi, dan akhirnya alternatif–alternatif untuk jalan keluar dari masalah yang di hadapi tersebut.

D. Urutan umum-khusus
     Dimulai dari pembahasan topik secara menyeluruh (umum), lalu di ikuti dengan pembahasan secara terperinci (khusus).

E. Urutan familiaritas
    Urutan familiaritas dimulai dengan mengemukakan sesuatu yang sudah di kenal, kemudian berangsur–angsur pindah kepada hal–hal yang kurang di kenal atau belum di kenal. Dalam keadaan–keadaan tertentu cara ini misalnya di terapkan dengan mempergunakan analogi.

F. Urutan akseptabilitas
    Urutan akseptabilitas mirip dengan urutan familiaritas. Bila urutan familiaritas mempersoalkan apakah suatu barang atau hal sudah dikenal atau tidak oleh pembaca, maka urutan akseptabilitas mempersoalkan apakah suatu gagasan di terima atau tidak oleh para pembaca, apakah suatu pendapat di setujui atau tidak oleh para pembaca.

2.4 Macam dan Syarat Kerangka Outline (Kerangka Karangan)

Macam-macam Kerangka Karangan

1. Berdasarkan Sifat Rinciannya:
Kerangka Karangan Sementara / Non-formal:
A. topiknya tidak kompleks
B. akan segera digarap
Kerangka Karangan Formal:
A. topiknya sangat kompleks
B. topiknya sederhana, tetapi tidak segera digarap
Cara kerjanya:
Rumuskan tema berupa tesis , kemudian pecah-pecah menjadi sub-ordinasi yang dikembangkan untuk menjelaskan gagasan utama. Tiap sub-ordinasi dapat dirinci lebih lanjut. Tesis yang dirinci minimal tiga tingkat sudah dapat disebut Kerangka Karangan Formal.

2. Berdasarkan perumusan teksnya
A. Kerangka Kalimat
B. Kerangka Topik
C. Gabungan antara Kerangka Kalimat dan Kerangka Topik

Syarat – Syarat Menyusun Kerangka Karangan
1. Tesis atau pengungkapan maksud harus jelas.
2. Tiap unit hanya mengandung satu gagasan.
3. Pokok-pokok dalam kerangka karangan harus disusun secara logis.
4. Harus menggunakan simbol yang konsisten.

2.5 Langkah – langkah Membuat Kerangka Karangan

1. Menentukan tema dan judul
    Tema sangat terpengaruh terhadap wawasan penulis. semakin banyak penulis membiasakan membaca buku, semakin banyak aktifitas menulis akan memperlancar penulis memperoleh tema. namun, bagi pemula perlu memperhatikan beberapa hal penting agar tema yang diangkat mudah dikembangkan. diantaranya :         

A. Jangan mengambil tema yang bahasannya terlalu luas.
B. Pilih tema yang kita sukai dan kita yakini dapat kita kembangkan.
C. Pilih tema yang sumber atau bahan-bahannya dapat dengan mudah kita peroleh.

Judul adalah perincian atau penjabaran dari topik yang lebih spesifik dan sering telah menyiratkan permasalahan atau variabel yang akan dibahas.
A.   Judul tidak harus sama dengan topik.
B.  Jika topik sekaligus menjadi judul, biasanya karangan akan bersifat umum dan ruang lingkupnya sangat luas.
C.  Judul dibuat setelah selesai menggarap tema, sehingga bisa terjamin bahwa judul itu cocok dengan temanya.
D. Sebuah judul yang baik akan merangsang perhatian pembaca dan akan cocok dengan temanya.
E.  Judul hanya menyebut ciri-ciri yang utama atau yang terpenting dari karya itu, sehingga pembaca sudah dapat membayangkan apa yang akan diuraikan dalam karya itu.
F. Ada judul yang mengungkapkan maksud pengarang, misalnya dalam sebuah laporan eksposisi.
Contohnya :
“Suatu Penelitian tentang Korelasi antara Kejahatan Anak-anak dan Tempat Kediaman yang Tidak Memadai”.

Syarat judul yang baik :
A. Harus relevan, judul harus mempunyai pertalian dengan temanya, atau dengan beberapa bagian yang penting dari tema tersebut. 
B. Judul harus dapat menimbulkan keingintahuan pembaca terhadap isi buku atau karangan.
C. Harus singkat, tidak boleh mengambil bentuk kalimat atau frasa yang panjang, tetapi harus berbentuk kata atau rangkaian kata yang singkat. Bila harus membuat judul yang panjang, ciptakanlah judul utama yang singkat dengan judul tambahan yang panjang.
D. Tidak provokatif.

Judul karangan yang baik :
A. singkat dan padat,
B. menarik perhatian, serta
C. menggambarkan garis besar (inti) pembahasan.

Contoh : Upaya menurunkan risiko kemacetan di DKI Jakarta.
Tujuan dapat diungkapkan dengan kata operasional :
1. Menanggulangi
2. Mengurangi
3. Menemukan
4. Meningkatkan
5. Mengoptimalkan
6. Mengevaluasi
7. Mengendalikan

2. Mengumpulkan bahan
Sebelum melanjutkan menulis, perlu ada bahan yang menjadi bekal dalam menunjukkan eksistensi tulisan. Perlu ada dasar bekal dalam melanjutkan penulisan.
Untuk membiasakan, kumpulkanlah kliping-kliping masalah tertentu (biasanya yang menarik penulis) dalam berbagai bidang dengan rapi. Hal ini perlu dibiasakan calon penulis agar ketika dibutuhkan dalam tulisan, penulis dapat membuka kembali kliping yang tersimpan sesuai bidangnya. Banyak cara memngumpulkannya, masing-masing penulis mempunyai cara masing-masing sesuai juga dengan tujuan tulisannya.

3. Menyeleksi bahan
Agar tidak terlalu bias dan abstrak, perlu dipilih bahan-bahan yang sesuai dengan tema pembahasan. polanya melalui klarifikasi tingkat urgensi bahan yang telah dikumpulkan dengan teliti dan sistematis. Berikut ini petunjuk-petunjuknya :
A. Hal penting semampunya.
B. Jadikan membaca sebagai kebutuhan.
C. Banyak diskusi, dan mengikuti kegiatan-kegiatan ilmiah.

4. Membuat kerangka
Kerangka karangan menguraikan tiap topik atau masalah menjadi beberapa bahasan yang lebih fokus dan terukur. Kerangka karangan belum tentu sama dengan daftar isi atau uraian per bab. Kerangka ini merupakan catatan kecil yang sewaktu-waktu dapat berubah dengan tujuan untuk mencapai tahap yang sempurna. Berikut fungsi kerangka karangan :
A. Memudahkan pengelolaan susunan karangan agar teratur dan sistematis
B. Memudahkan penulis dalam menguraikan setiap permasalahan
C. Membantu menyeleksi materi yang penting maupun yang tidak penting

Tahapan dalam menyusun kerangka karangan :
A. Mencatat gagasan. Alat yang mudah digunakan adalah pohon pikiran (diagram yang menjelaskan gagasan-gagasan yang timbul)
B.   Mengatur urutan gagasan
C.   Memeriksa kembali yang telah diatur dalam bab dan subbab
D.   Membuat kerangka yang terperinci dan lengkap

Kerangka karangan yang baik adalah kerangka yang urut dan logis. Karena bila terdapat ide yang bersilangan, akan mempersulit proses pengembangan karangan. (karangan tidak mengalir).

5. Mengembangkan kerangka karangan
Proses pengembangan karangan tergantung sepenuhnya pada penguasaan materi yang hendak di tulis. Jika benar-benar memahami materi dengan baik, permasalahan dapat diangkat dengan kreatif, mengalir dan nyata. Terbukti pula kekuatan bahan materi yang dikumpulkan dalam menyediakan wawasan untuk mengembangkan karangan. pengembangan karangan juga jangan sampai menumpuk dengan pokok permasalahan yang lain. Untuk itu pengembangannya harus sistematis, dan terarah. Begitu juga dengan pengembangannya.

2.6 Contoh -contoh Kerangka Karangan

1. kerangka sistem lekuk, dengan angka romawi, huruf kapital, dan angka arab.
Upaya Meningkatkan Kreativitas Baru Mahasiswa dalam Kewirausahaan

I.       Pendahuluaan
II.     Potensi Akademik Mahasiswa
A.     Potensi Kecerdasan
B.     Keahlian Bidang Studi
C.     Tenaga Kerja Intelektual
III.   Paradigma Kewirausahaan
A.     Potensi Kewirausahaan
B.     Sumber Kreativitas Baru
C.     Budaya Kewirausahaan
IV.   Strategi Berwirausahaan
A.     Stra tegi Awal
1.      Konsep
2.      Modal
3.      Produk
4.      Pasar
B.     Evaluasi Perencanaan dan pengembangan
C.     Perencanaan Awal,
D.     Pengembangan Semester Pertama
E.     Evaluasi dan Pengembangan Semester Kedua
F.     Evaluasi, Perencanaan dan Pengembangan Tahun Kedua

2. Kerangka Sistem Lekuk dengan Angka desimal
Upaya Meningkatkan Kreativitas Baru Mahasiswa dalam Kewirausahaan
1.         Pendahuluan
2.         Potensi Akademik Mahasiswa
2.1       Potensi Kecerdasan
2.2       Keahlian Bidang Studi
2.3       Tenaga Kerja Intelektual
3.         Paradigma Kewirausahaan
3.1       Potensi Kewirausahaan
3.2       Sumber Kreatif Baru
3.3       Budaya Kewirausahaan
4.         Strategi Berwirausaha
4.1       Strategi Awal
4.1.1    Konsep
4.1.2    Modal
4.1.3    Produk
4.1.4    Pasar
4.2       Evaluasi Strategi Awal,
4.3       Perencanaan dan Pengembangan Tahun Pertama
4.4       Evaluasi, Perencanaan, dan Pengembangan Tahun Kedua
5.         Kesimpulan

3. Kerangka Sistem Lurus dengan Angka Romawi dan Desimal
BAB I   PENDAHULUAN
1.1   Latar Belakang
1.2   Masalah
1.3  Tujuan Penelitian
1.4  Pembatasan Masalah
1.5  Manfaat Pnelitian
BAB II  KERANGKA TEORI
2.1 Deskripsi Teori,
2.1.1 Deskripsi teoetik variabel pertama (definisi, gambaran, konsep)
2.1.2 Deskripsi teoritik variabel kedua (definisi, gambaran, konsep)
2.2 Kerangka berfikir
2.3 Rumusan Hipotesis
BAB III METODE PENELIIAN
a.      Metode penelitian
b.      Populasi dan sampel
c.      Variabel
d.      Instrumen
e.       Prosedur Pengukuran
f.       Teknik Analisis

BAB IV HASIL PENELITIAN
4.1  Deskripsi Data
4.2  Pengujian data
4.3  Hasil penguji
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1  Kesimpulan (interpretasi atas hasil penelitian)
5.2  Saran

4. Kerangka Karangan dengan romawi lurus model kerangka penelitian kualitatif
BAB I    Pendahuluan
BAB II   Teori Acuan
BAB III  Metodologi Penelitian
BAB IV  Hasil Penelitian
BAB V  Pembahasan
BAB VI  Kesimpulan, Implikasi (saran)

5. Kerangka karangan dengan kombinasi romawi desimal lurus model kerangka  penelitian kualitatif, contoh model kajian teoritik
BAB I  Pendahuluan
1.1  Latar belakang
1.2  Masalah
1.3  Tujuan
1.4  Manfaat
BAB II  Kajian Pustaka
2.1 Deskripsi teori
2.2 Analisis
2.3 Sintetis
BAB III  HASIL PENELITIAN
3.1 Interpretasi
3.2 Implikasi
BAB IV  KESIMPULAN
(Tindak lanjut)

6Kerangka karangan dengan romawi lurus model kerangka penelitiankualitatif, untuk penulisan artikel
Pola penilaian: Sari tema – kekuatan – kelemahan - intregitas
I Sari tema
II Deskripsi umum
III Kekuatan / keunggulan pertama
IV Kekuatan / keunggulan kedua
V Kelemahan pertama dan solusi
VI Kelemahan kedua dan solusi
VII Intregitas (induktif)
7. Kerangka karangan dengan romawi dan desimal lurus model kerangka penelitian kualitatif untuk penulisan makalah
I  PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang dan masalah
1.2 Pentingnya pembahasan masalah
1.3 Sudut pandang dan pendekatan
1.4 Pembatasan masalah

II  PEMBAHASAN
2.1 Masalah yang dihadapi
2.2 Cara pemecahan masalah
2.3 Dukungan
2.4 Hambatan
III  PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
      Kerangka karangan sering disebut juga dengan outline atau ragangan.Kerangka karangan (outline) merupakan miniatur karangan.Pada dasarnya outline adalah proses penggolongan dan penataan berbagai fakta yang kadang-kadang berbeda dengan jenis dan sifatnya, menjadi kesatuan yang berpautan. Dengan  memperhatikan outline akan terlihat dengan jelas struktur dan sistematika berpikir pengarangnya.Sehingga pengarang dapat melihat dengan jelas, dibagian mana fakta, penilaian, argumentasi, atau ilustrasi tertentu dikemukakan, sehingga karangan menjadi tepat.
kerangka karangan juga sebagai rencana kerja yang memuat garis-garis besar atau an pokok pembicaraan sebuah karangan yang akan ditulis. Kerangka karangan ditulis dalam rangka untuk menghindari adanya tumpang tindih pada bagian-bagian tertentu. Selain itu, susunan penulisan yangbersifat konseptual, menyeluruh, terarah, logis, jelas, dan bersasaran dari target pembacanya. kerangka karangan (outline) juga  memudahkan kita dalam pembuatan karangan yang lebih baik.

3.2  Saran
     Agar kita dapat memperoleh karangan yang baik, logis, dan sistematis,maka kita harus membuat kerangga terlebih dahulu.Karena dengan kerangka karangan kita bisa menghindari penggarapan topik  yang berulang-ulang,terhindar dari tumpang tindih pada bagian-bagian tertentu. Selain itu, penyimpangan-penyimpangan dari topik pun dapat dihindarkan, dan juga akan menjamin bahwa penulisan akan bersifat konseptual, menyeluruh, terarah, dan bersasaran dari target pembacanya.

3.3 Daftar Pustaka

Budi Karyanto,umum.2009. Bahasa Indonesia untuk perguruan tinggi Pekalongan: STAINPekalongan Press.
Keraf, Gorys ke.1997.  komposisi sebuah pengantar kemahiran bahasa. jakarta: Nusa indah.
Rahardi, Kunjana. 2009. Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi.Jakarta:Erlangga.


1 komentar:

  1. Thank you for sharing the information, don't forget to visit the Walisongo State Islamic University website walisongo.ac.id

    BalasHapus